Oper Rekrutmen Jurnalis

Berdalil Regulasi, Pengalihan Realisasi Anggaran 8 % Covid-19 Dana Desa Karya Nyata SDL, Tuai Keraguan Skala Prioritas.

“Pengalihan 8 % Anggaran Covid-19 Dana Desa Tahun 2022 itu, Merupakan Pembangunan WC Umum, di Duga Pada Pembangunannya Oknum Pemdes Karya Nyata Tidak Mempertimbangkan Dampak Kesehatan Lingkungan Bagi Masyarakat Sekitar”.

MATA-ELANG.COM || MUARA ENIM-SUMSEL, Pengalihan realisasi Anggaran 8 % Covid-19 DD tahun 2022 Desa Karya Nyata, Kecamatan Semende Darat Laut (SDL), kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), yang di dalilkan oleh oknum kades memiliki regulasi adanya pembolehan ataupun pewajaran, menuai keraguan pada realisasi pengalihannya, benarkah berdasarkan skala prioritas pembangunan desa. Jumat, (23/12/2022).

Berdasarkan hasil penelusuran awak media sejak 20 Desember lalu, terlihat pengalihan realisasi dana 8 % Covid-19 DD 2022 desa karya nyata, direalisasikan pada pembangunan WC umum yang didalilkan telah sesuai hasil kesepakatan sejumlah unsur pemerintah desa karya nyata dan stackeholder terkait juga kemudian telah tuangkan pada berita acara perubahan penggunaan dana desa yang akan di masukan dalam APBDes perubahan realisasi dana desa Karya Nyata tahun anggaran 2022.

ketgam : Nampak Wc umum tengah proses pengerjaan tanpa papan proyek, (Doc.Nopri).

Meski begitu, terkait pada ketetapan pengalihan perubahan itu, menganulir keraguan telah menerapkan Asaz mendasar Penggunaan Dana Desa Mengacu pada pembangunan skala prioritas.

Selain itu, tak hanya menuai keraguan pada Fungsi dasar tujuan pruntukan anggaran DD, namun pengalihan perubahan anggaran yang di alih alokasikan pada Pembangunan WC umum, oknum pemerintah desa Karya Nyata tak mikirkan dampak negative yang dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat terutama yang berada di lokasi sekitar pembangunan.

Bagaimana tidak, pada pembangunan WC umum tersebut, tepatnya tidak jauh dari bagian halaman belakang kantor desa karya nyata, nampak dalam lokasi pembangunan, galian lubang pembuangan Subsiteng WC umum yang tengah dikerjakan itu, terlihat tidak memiliki jarak berjauhan teristimasi kurang lebih (+/-) hanya berjarak 3 M. (tiga meter) dengan Galian sumur bor yang bakal di manfaatkan masyarakat Kedepannya.

Jarak antara bangunan limbah manusia dan bangunan sumur bor ssbagai pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang terbilang cukup dekat itu, tentu akan mencemari kemurnian kadar air, dimana hal tersebut tentu akan sangat berdampak buruk pada kesehatan masyarakat desa secara terus menerus.

Tak dapat dielakan, pembangunan WC umum yang masih dalam tahap pengerjaan itu, kini melahirkan kritik mengenai dampak negative yang akan di timbulkan.

ketgam : Sujono salah satu warga desa krya nyata saat di konfirmasi awak media (Doc.Nopri).

Kritikan tersebut, sebagai mana di sampaikan salah satu masyarakat desa karya nyata akrab di sapa Sujono, saat ditanyai media yang lokasinya tidak jauh dari pembangunan WC umum dimaksud, iya menyayangkan adanya dua pembangunan yang terbilang nyaris berhempitan itu.

Menurut Sujono, meski pemerintah desa memiliki tujuan positive mengenai pembangunan WC yang Anggarannya bersumber dari pengalihan dana 8 % Covid-19 dana desa karya nyata. namun secara pengaturan Kordinat pembangunan, Sujono menilai pemerintah desa telah keliru mengambil kebijakan.

“Rujukannya mesti jelas, secara aturan undang-undang kan ada mekanisme yang mengatur tentang jarak Kordinat setiap sub pembangunan. Selaiin itu aturan kesehatan pun melarang hal itu”, ujar Sujono.

Lanjut dia, “semestinya pemerintah tidak hanya memikirkan manfaat yang ingin di capai, tapi juga secara jeli mesti memikirkan dampak negative yang akan di timbulkan pada setiap program pembangunan, keberhasilan pembangunan pemerintah dapat dikatakan sukses tujuan, ketika mampu mensenadakan serta memastikan atara manfaat dan dampak. Ujar lelaki parubaya itu ke awak media.

Sementara itu, Rukiman kepala desa karya nyata saat di konfirmasi mengenai realisasi WC umum yang dinilai kurang tepat penentuan Kordinat pembangunannya, tak memberikan komentar mendasar yang dapat dijadikan acuan dari alasan pembangunan WC umum tersebut.

Berdasarkan konfirmasi yang berhasil direkam media kepada rukiman selaku kuasa pengguna anggaran, secara enteng hanya mengatakan tidak mengetahui persoalan jarak pembangunan, dimana statement tersebut, media menjalin kesan oknum kades nampak tak memikirkan dampak yang akan ditimbulkan pada pembangunan WC umum yang cukup berhempitan dengan sumur bor.

Ironis, dalam proses konfirmasi itu, oknum kades malah berbalik mengeluarkan dalih dengan memberikan argumen yang menyayakan pihak media sebagai insan pers yang dia nilai telah memaksakan fungsi kontrol dengan mempertanyakan jarak antara bangunan WC umum yang tengah iya kerjakan dan bangunan sumur bor yang lebih dulu terbangun.

Menurut Rukiman, hal tersebut tak semestinya menjadi alasan sebagian pihak untuk mengkritisi program yang tengah direalisasikannya termasuk mengenai anggaran bangunan WC umum yang bersumber dari Pengalihan anggaran 8 % covid-19 dana desa karya nyata tahun 2022.

“Semua kita ikuti sesuai aturan, sebelumnya kami juga mempertanyakan Keabsahan aturan mainnya, adapun soal pendamping desa saya tidak mungkin menunggu iya yang sedang sakit sampai untuk lakukan perubahan realisasi, sementara kita di kejar waktu”, tegas kades rukiman ke media.

Meski begitu, diwaktu yang sama, saat awak media mempertanyakan
papan proyek pada bangunan WC umum yang tengah dikerjakan tersebut, tanpa memberi alasan mendasar kembali oknum kades rukiman mengatakan belum memiliki papan proyek pada bangunanannya.

Keberlanjutan pemberitaan akan ditayangkan pada edisi penayangan selanjutnya, dari hasil konfirmasi pihak media kesejumlah pihak berkaitan.

Tinggalkan Balasan

Pemberitahuan : Segala Berita yang di Nilai Tidak Berimbang Dalam penerbitan, Merupakan Berita Yang masih dalam proses penindaklanjutan, dan Segala informasi yang dihimpun kemudian, Akan diterbitkan pada edisi penayangan Berikutnya.
Segala Pemberitaan Merupakan Tanggung Jawab Redaksi.